Senin, 21 November 2011

,

Cerpen : Gejolak Rasa Rindu

Kamu kemana saja? Rasanya itu yang ingin saya sampaikan kepadanya. Hmhm tapi saya tahu bahwa dia sedang berkerja dan menikmati hari-harinya dengan mendengarkan musik. Lalu Apa kabar kamu? Iya sudah lama sekali tidak berbincang atau bahkan bertatap muka, rindu tentang cerita lucumu, keseriusanmu dan gombalan anehmu. Sekarang, Lagi sibuk apa? Pertanyaan mendasar dan mengulang seperti tak pernah kenal. Itu suatu wujud pertanyaan yang memancing percakapan atau bahkan pertanyaan itu membuat dia menghindar. Kenapa muncu pertanyaan seperti itu? Rasanya tak mungkin kalau harus menyatakan saya benar-benar rindu. 

Rindu itu kangen, perasaan yang sungguh mendalam karena memang kita pernah sama-sama berada dalam satu lingkaran keakraban dan ingin mengulangi kejadian-kejadian itu bersama. Rindu itu ketika kita belum pernah berbincang akrab tapi tatapannya tersimpan aura kerinduan yang ingin sekali menjalin keakraban. Berapa puluh lagu yang tercipta tentang arti rindu, tak bisa menandingi luapan rasa rindu ini. Menyampaikan rasa rindu terhadap seseorang yang pernah menaruh hatinya terhadap kita atau sebaliknya itu sulit. Beda dengan rasa rindu terhadap sahabat, teman, saudara atau keluarga. Tidak semua orang mampu mengucapkan kata rindu itu.

"Rindu? Memang sudah berapa kali bertemu?" ~cetus Inggrid.
"Hanya satu kali. Satu kali berpapasan, satu kali berbicara dan satu lagi saling tersenyum".
"Sehebat itukah rasa rindu? Apa itu bisa dikatakan rindu?"
"Bukan". aku membantahnya
"Apa kalian tahu arti sebuah rindu? Besar rasa rindu setiap orang itu berbeda. Setiap orang punya pendapatnya sendiri tentang rindu. Pasti ada hal yang membuat mereka rindu, baik dalam dunia khayal ataupun dunia yang nyata". ~ jelas Ikhmah.
"Dunia khayal?"
"Kalau kalian dalam situasi rindu, apapun bisa kalian bayangkan. Rasanya ingin selalu dekat dan tersenyum sepanjang hari".
"Dan bagaimana dengan rindu yang tak pernah tersampaikan?"
"Ada banyak hal mengapa semua itu terjadi. Pertama, memang menolak untuk menyampaikan rindu. Kedua, menahan rasa rindu hanya untuk dia sendiri. Ketiga, memilih memendam rasa itu karena dia bukan lagi milik kita. Kemudian, karena takut semuanya akan bertambah runyam, artinya salah mengartikan".
"Hmmmmhmm"
"Aku pernah merasakan rindu yang begitu bergejolak".
"Lalu?"
"Aku hanya duduk bersimpuh dan memohon agar rasa rindu ini tidak mematikan seluruh raga. Aku merindukannya lalu ku selipkan namanya dalam doaku. Aku tahu hanya Tuhan yang tak pernah protes tentang semua perasaan ini, selalu mendengarkan dan aku yakin Tuhan menyampaikan dengan caranya".
"Bagaimana kamu tahu itu akan tersampaikan?"
"Aku percaya pada-Nya dan dia tahu bahwa setiap saat namanya selalu ku sebut lalu berharap dia mendapat segala sesuatu yang terbaik. Pada saat itu saya melihat dan membaca dia menuliskan kalimat dalam pesan singkat atau media sosial tiba-tiba kangen kamu. Apa itu tak cukup?"
~hening.....

Rindu itu tak pernah terukur besarnya. Rindu itu bisa mematikan dan bisa juga menyenangkan. Apabila kerinduan itu tak berbalas. Mintalah kepada-Nya agar tidak merasa menyakitkan ataupun mematikan raga, Tuhan akan menyampaikan rasa itu dengan cara yang baik. Ketika itu kita akan tersadar bahwa ada sesorang yang sedang merindu. Pernah mendengar kalimat ini? Rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita sama-sama saling mendoakan. Iya rasanya hanya bisa meneteskan air mata, menatap gambarnya lalu menuliskan namanya disetiap lembar sebuah buku harian. 'Aku Merindukannya', lalu apa yang membuatmu merindukannya? Jawabannya dalam ada di dalam hati. Rindu itu aneh, nggak semua orang paham tentang arti sesungguhnya. Kemudian saya menggambil kesimpulan apa arti sebuah kata rindu? Rasa INi Dariku Untukmu.....


Teruntuk : 
Buat siapapun yang sedang merindukan seseorang.

http://onehdwallpaper.com/

8 komentar:

thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)