Jumat, 08 April 2016

Berhenti

Saat itu aku mengenalimu tak cukup lama. Aku mengenalimu hanya sebatas pandanganku. Aku menyadari bahwa ada jarak di antara aku dan kamu. Tapi setiap hari aku melihatmu walau hanya pada ujung mataku. Hari demi hari begitu saja aku lewati tanpa aku merasakan apapun. Setiap hari aku hanya mampu menyapamu dengan senyumku, lalu kamu membalasnya dengan sedikit senyum di ujung bibirmu yang indah. Tak apalah. 

Hari demi hari berlalu, aku merasakan seperti ada yang berbeda. Ada sesuatu yang membuatku seakaan tak berdaya.  Aku mengagumi dalam diam. Aku menggagumi dalam jarak. Karena semua ini seakaan tidak mungkin dan tidak mungkin. Sejak saat itu aku merasakan debaran jantung yang kencang saat aku melihatmu, walau hanya sebatas melihat punggungmu saja berjalan melewati mataku. Pandanganku seketika itu hitam. Seakan-akan aku ingin terjatuh, jatuh sejatuh-jatuhnya. Aku tersadar mungkin ini hanya perasaanku saja.

Ratusan hari yang telah aku jalani, kini setiap hari aku merasakan perasaan yang tak seharusnya ada. Kini aku mengenaimu lebih jauh. Sebelumya aku memang tak menyangka bisa menjatuhkan hati padamu "kembali". Setelah sejak itu aku menjauhkan hati untuk kembali jatuh padamu. Aku berusaha untuk tak lagi mengagumi dan meletakkan kamu dalam ruang ini. Kamu yang hanya aku kagumi dalam diam, sejak pertemuan itu. Kamu yang seharusnya tak pernah ada dalam celah ruang hatiku yang kecil. Kamu mengisi celah hati yang tak pernah aku dapatkan dalam ruang besar hatiku. Tapi aku menyadari ini kesalahan, kesalahan yang indah yang pernah aku lakukan dan rasakan. 

Hari itu seakaan aku berada dalam lingkaran yang tak bisa ku dapatkan garis lurus. Aku dan kamu berlari dalam lingkaran itu, berputar-putar di keadaan yang sama. Keadaan yang seharusnya tak pernah ada dalam kehidupanku. Aku menyadari seberapapun kita mendekatkan tetap ada jarak yang takkan pernah bisa terelakkan. Keadaan yang indah ini akan menjadi luka dan juga kenangan. Ketika keadaan semakin menyesakkan, akulah yang harus siap menghentikannya. Berhenti dalam lingkaran yang takkan pernah menemui garis yang lurus dan keluar. Berhenti untuk tidak lagi merasakannya dan meneruskannya. Berhenti untuk berada dalam ruang yang menyesakkan tanpa udara. Sesak dan penuh. Aku tahu ini menyisakan sesal namun keadaan ini akan menjadi baik dalam ruang yang salah. 

Aku hanya mampu memilikimu dalam pandangan dan hatiku, begitupun kamu. Dan ketika aku harus memilih, aku memilih untuk mengagumimu dalam diam saja. Cukup aku saja yang tahu. Aku menyadari bahwa kita tak pernah bisa mencintai tanpa terluka. Maaf karena telah menjatuhkan hati padamu dan hanya sebatas jatuh tanpa bisa memiliki....... 


-dedepanai-
Bandung, 8 April 2016

https://scontent.cdninstagram.com/hphotos-xtp1/t51.2885-15/e15/11142349_1592623854352612_215061694_n.jpg


0 coment�rios:

Posting Komentar

thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)