Jumat, 02 Desember 2016

,

Terselip Doa Dalam Hujan

Seminggu dan beberapa hari yang lalu Bandung lagi senang dikunjungi hujan yang sangat deras beriringan dengan hembusan angin yang saat itu gemar sekali bersuara. Hari itu cuaca Bandung sedang tak menentu. Kadang panas dan kadang hujan. Siang itu tepat pukul 12.00 saya keluar untuk memutuskan membeli makan siang yang akan saya makan di ruangan saja. Males keluar, itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan situasi saat itu. Takutnya saat saya keluar, hujan tiba-tiba datang. Mungkin itu sebuah doa. Saat saya memutuskan untuk keluar, kurang lebih 10 menit, hujan tiba-tiba deras. Maka saya memutuskan untuk tetap berada di warung itu karena saya tidak membawa payung. Pikir saya hanya sebentar saja dan bersebelahan dengan gedung kantor, maka memutuskan untuk tidak membawanya. Menunggulah saya kurang lebih 20 menit. Eh datanglah seorang yang saya kenal membawa payung. Rejeki anak sholeh! kalau kata orang. :D 

"Bu, lagi nunggu apa?" Eh iya, saya sedang nunggu hujan nih, tiba-tiba hujan gini." "Muhun bu". Dia seorang laki-laki yang bekerja di kantor saya. Dia memang bukan staf seperti kami yang sehari-hari diam di ruangan. Dia ke sana kemari, diminta bantuan semua orang untuk membeli ini itu atau membawakan sesuatu. Bagi saya berteman dengan mereka menyenangkan. Tak canggung bersenda gurau atau saling menyapa. Mungkin pekerjaan mereka tidak sama dengan kami, tapi mereka selalu ada saat kami butuhkan. Kalau bertemu dengannya setiap pagi di lobby atau di lift, dengan *someah-nya diapun menyapa. Siang itu saya berdua dengan teman, berteduh di warung itu. Akhirnya dia menawarkan diri bagaimana kalau diantar ke kantor secara bergantian. Kamipun menyetujuinya. Saya diantar paling terakhir. Pakai payung berdua dengan seorang yang mungkin dia merasa tidak sepadan dengan saya, dia merasa canggung. Bagaimana tidak? kayak di FTV atau film-film India gitu, sepayung berdua. hahaha tapi bukan itu masalahnya. Saya sih tidak merasa "kagok" karena saya menganggap mereka seperti teman dan sayapun lebih muda darinya. 

Sepanjang perjalanan ke gedung kantor dia bertanya dan menyelipkan sedikit doa kepada saya. "Ibu teh belum menikah kan ya? Saya doakan ibu yah semoga mendapatkan suami yang baik, yang mencintai ibu tulus lahir dan batin." Sejenak saya tertegun dengan ucapannya. Mendoakan orang dan berdoa disaat hujan itu InsyaAllah doa yang tak tertolak. Itu mungkin yang saya rasakan. "Bu, biasanya doa orang-orang seperti kami suka dikabulin lho. Apalagi ini lagi hujan" ~ "Wah.. Aamiin ya kang! terima kasih karena udah ngedoain saya nih.." balas saya. Doa singkat itu, berakhir pas saat kami sampai di samping lobby kantor. Saya sempat berpikir kenapa ya tiba-tiba dia mengucapkan kata itu?

Ini bukan tentang siapa kita, apa jabatan, dan pekerjaan kita. Ketika ada orang-orang yang secara tulus mendoakan kita, secara tidak langsung kita berarti mendapatkan keadaan yang baik dihadapan mereka. Kejadian hari itu mungkin bukan apa-apa bagi orang lain, tapi bagi saya ini adalah sebuah hikmah. Jangan pernah sungkan dan berhenti untuk mengucapkan terima kasih serta mendoakan orang lain disaat kita masih bisa mendoakannya. ☺ Karena doa itu datangnya dari mana saja bukan karena siapa kita. Semoga segera dikabulkan ya kang! ;-) Salam dan Syukriya! ☺☝

*someah: ramah


                                                          https://rumaysho.com/wp-content/uploads/2013/11/hujan_9.jpg


0 coment�rios:

Posting Komentar

thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)